TEMPAT WISATA DI JEPARA, SURGA TERSEMBUNYI DI JAWA TENGAH
Banyak orang mengenal Kabupaten Jepara karena keberadaan Kepulauan Karimunjawa yang disebut sebagai salah satu "surga" bawah laut di Indonesia.
Kota Jepara sudah identik dengan keindahan alam di Kepulauan Karimunjawa. Gugusan yang terbentuk lebih dari 20 pulau kecil ini dikembangkan sebagai wisata taman laut dengan banyak spot menarik. Kamu bisa snorkeling untuk menyaksikan indahnya biota laut, singgah di penangkaran hiu, tracking ke hutan mangrove, mengunjungi banyak pantai sekaligus, wisata kuliner, hingga wisata religi.
Air Terjun Jurang Nganten terdiri dari tebing tegak dengan kucuran air cenderung tenang. Air terjun setinggi 50 meter ini bisa ditempuh dengan berkendara selama 40 menit dari pusat kota Jepara. Untuk menuju ke sana, kamu perlu trekking sekitar 500 meter dengan medan yang lumayan terjal. Tetapi begitu sampai di sana, gemericik air dan juga pepohonan yang asri bakal langsung menyambutmu. Apalagi suasananya tenang, karena belum banyak terjamah wisatawan.
Lokasi: Dukuh Turung, Desa Tanjung, Kecamatan Pakis Aji, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.
Di pinggir pantai ini berdiri Benteng Portugis yang sudah ada sejak 1923 dan menjadi cagar budaya yang dilindungi pemerintah. Selain ramai dikunjungi karena tampak gagah, banyak orang yang datang untuk berenang di pantai. Tepian pantainya tak berupa pasir, melainkan batuan dan tebing. Karena itu, banyak yang memanfaatkannya untuk memancing. Fasilitasnya sudah cukup lengkap, mulai dari kamar mandi hingga gazebo untuk bersantai. Lokasi: Jalan Benteng Portugis - Tayu KM 48, Donorejo, Banyumanis, Donorojo, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.
Pulau seluas 19 hektare ini dikelilingi perairan dangkal yang sangat jernih dan dipenuhi terumbu karang. Keindahan yang ditawarkan pulau ini tak kalah dengan Karimunjawa, udara bersih serta lingkungannya yang asri jadi daya tarik utamanya. Beberapa aktivitas yang bisa kamu lakukan selain bersepeda antara lain snorkeling, berkemah, hingga wisata religi mengunjungi makam Syekh Abu Bakar Bin Yahya Ba'alawi. Lokasi: Ujungbatu, Jepara, Jawa Tengah.
Pantai Punuk Sapi juga populer disebut sebagai Pantai Lemah Abang yang berarti "pantai tanah merah". Dinamai demikian karena memang pantai ini dipenuhi gundukan hingga bukit dengan tanah berwarna merah yang sekilas bentuknya mirip punuk sapi. Pantai ini memiliki pasir berwarna hitam, tapi gak kalah cantik dibanding pantai-pantai berpasir putih. Terdapat hammock dan ayunan yang bisa kamu gunakan untuk bersantai, sekaligus berfoto dari atas ketinggian. Lokasi: Desa Balong, Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.
Hutan Wisata Sreni atau Sreni Indah berada di kaki Gunung Muria dan merupakan hutan pinus dengan hawa sejuk. Meski termasuk hutan lindung, kawasan Hutan Wisata Sreni juga dikembangkan sebagai kawasan wisata. Terdapat instalasi unik untuk berfoto dan gardu pandang di atas pohon pinus yang bisa kamu nikmati. Selain itu, area seluas 110 hektare yang dikelola Perhutani itu juga kerap menjadi tempat berkemah yang menyenangkan. Lokasi: Desa Bategede Kecamatan Nalumsari, Jepara, Jawa Tengah.
Zaman dahulu, Gua Tritip merupakan tempat pertapaan seorang tokoh bernama Mbah Joyo Kusumo. Warga setempat menganggap tempat tersebut sebagai petilasannya. Di sekitar gua batu terdapat perahu kayu yang konon menjadi tempat pertapaan Mbah Joyo Kusumo. Meski demikian, kini Gua Tritip jauh dari kata seram, karena sudah dikelola dengan baik sebagai tempat wisata. Kamu bahkan bisa bersantai di gazebo atau gardu pandang yang dibangun di sana. Lokasi: Desa Uluwatu, Kecamatan Donorojo, Jepara, Jawa Tengah.
Pantai Pungkruk punya kemiripan dengan Pantai Jimbaran, Bali. Gak cuma menarik karena lautnya, kawasan ini merupakan tempat wisata kuliner terbesar di Jepara. Banyak rumah makan bergaya gazebo dan rumah apung berdiri di atas pantai berkarang ini. Menu yang disajikan pun beragam, seperti aneka olahan ikan laut hingga makanan khas Jepara. Lokasi: Desa Mororejo, Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.
Desa ini punya hamparan sawah yang indah dengan latar gagahnya pegunungan. Salah satu spot yang jadi favorit pengunjung adalah Bukit Bejagan. Bukit ini memiliki rumah pohon yang menjorok langsung ke tebing, memungkinkan kamu menikmati pemandangan hutan dan bukit dari ketinggian. Lokasi: Dukuh Duplak, Desa Tempur, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.
Air Terjun Setatah memang tidak terlalu tinggi, tapi punya karakteristik lebar dan bertingkat. Lingkungannya masih sangat asri dengan dikelilingi pepohonan serta area persawahan. Selain Air Terjun Setatah, kamu bisa menemukan banyak air terjun lainnya yang masih berada dalam area Batealit, seperti Kedung Cengger, Dong Paso, Kedung Bobot, dan sebagainya. Lokasi: Desa Batealit, Kecamatan Batealit, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.
https://www.idntimes.com/travel/destination/putriana-cahya/10-tempat-wisata-di-jepara-surga-tersembunyi-di-jawa-tengah/10/full
Yuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!
Anda Sedang Mencari Jasa Jemput Penumpang Dari Bandara Ahmad Yani Semarang Dengan Harga Murah? Nah, Anda Sudah Berada di Website Yang Tepat!
Bersama Qurnia Tour & Travel anda akan mendapatkan harga yang murah untuk rombongan anda. Silahkan anda langsung saja menghubungi kami dengan klik disini untuk tanya-tanya lebih lanjut mengenai:
Bagi warga Jepara tidak usah khawatir dengan harga murah, anda sudah mendapatkan driver yang sangat ramah, professional, tanggung jawab dan pasti keamanan yang selalu kami utamakan. Jadi, tidak usah sungkan dan ragu untuk menyewa kendaraan Qurnia Tour dan Travel kami. Segera lakukan pemesanan sekarang juga untuk kepulangan/jemput keluarga, rombongan, sanak saudara anda. Kami sudah memiliki banyak pelanggan dan tentunya tidak mengecewakan. Nah, tunggu apa lagi kualitas sudah tentu bagus, harga juga terjamin. Langsung saja untuk mengontak kami. Kami tunggu ya!
Info Menarik Lainnya Seputar Jepara Jawa Tengah
Jepara adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibu kotanya adalah Kecamatan Jepara. Kabupaten ini berbatasan dengan Laut Jawa di barat dan utara, Kabupaten Pati dan Kabupaten Kudus di timur, serta Kabupaten Demak di selatan. Wilayah Kabupaten Jepara juga meliputi Kepulauan Karimunjawa, yang berada di Laut Jawa.
Wisata alam yang ada di Jepara yaitu :
Wisata Sejarah yang ada di Jepara yaitu :
Wisata Cagar Alam yang ada di Jepara yaitu :
Wisata Cagar Budaya yang ada di Jepara yaitu :
Wisata Desa yang ada di Jepara yaitu :
Wisata Keluarga yang ada di Jepara yaitu :
Wisata Air yang ada di Jepara yaitu :
Wisata Kuliner yang ada di Jepara yaitu :
Wisata Malam yang ada di Jepara Kabupaten Jepara terdapat beberapa tempat wisata malam yang positif bagi anak-anak hingga dewasa, yaitu:
Wisata Misteri (urban legend) yang ada di Jepara yaitu :
Wisata Religi yang ada di Jepara yaitu :
Wisata belanja yang ada di Jepara yaitu :
Kota Jepara adalah kota kecil di Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Jepara terletak di pantai utara Jawa, utara-timur dari Semarang, tidak jauh dari Gunung Muria. Itu juga merupakan kota utama distrik Jepara, yang memiliki populasi sekitar 1 juta. Jepara dikenal sebagai Kota Ukir seni Jawa serta tempat kelahiran Kartini, pelopor di bidang hak-hak perempuan untuk Indonesia. Populasi adalah hampir seluruhnya Jawa dan lebih dari 95% Muslim. visit:
Pariwisata yang terkenal di kota Jepara diantaranya:
dan masih banyak lagi gan,
Jepara dikenal untuk industri mebel yang, terutama furniture jati. Industri ini mempekerjakan sekitar 80.000 orang, yang bekerja di sejumlah besar lokakarya terutama kecil. Perdagangan telah membawa kemakmuran yang cukup besar untuk Jepara, jauh di atas rata-rata untuk Jawa Tengah. Karena ada perdagangan ekspor yang besar, penurunan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan mata uang lainnya mungkin telah menyebabkan peningkatan pendapatan untuk [pembuat mebel].
Kabupaten Jepara merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Terletak di sebelah utara Jawa Tengah, kabupaten ini berbatasan langsung dengan Laut Jawa. Di masa lalu, Jepara pernah menjadi bandar niaga utama Pulau Jawa.
Kendati Jepara telah berdiri sejak masa kolonial Hindia Belanda, namun Kabupaten Jepara baru terbentuk pada tanggal 8 Agustus 1950 berdasarkan UU 13/1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Djawa Tengah.
Hari jadi Kabupaten Jepara ditetapkan pada tanggal 10 April 1549 berdasarkan Peraturan daerah (Perda) Tingkat II Jepara Nomor 9 Tahun 1988 tentang Hari Jadi Jepara. Penetapan perda itu mengacu pada tokoh Putri Retno Kencana, yang dinobatkan selaku penguasa Jepara dengan nama Nimas Ratu Kalinyamat.
Dalam sejarahnya, Kabupaten Jepara tidak dapat dilepaskan dengan sosok Raden Ajeng Kartini (1879-1904), tokoh perempuan Jawa yang memperjuangkan emansipasi dan hak-hak perempuan di masa kolonial. RA Kartini pada masanya mendongkrak kultur feodalistik dan paternalistik, serta mengilhami perempuan melawan diskriminasi terhadap kaum hawa.
Secara administratif, Kabupaten Jepara terdiri dari 16 kecamatan, 11 kelurahan, dan 184 desa. Kabupaten dengan luas wilayah 1.004,132 kilometer persegi ini dihuni oleh 1,18 juta jiwa berdasarkan Sensus Penduduk tahun 2020. Sejak tahun lalu, Kabupaten Jepara dipimpin oleh Bupati Dian Kristiandi. Sementara itu, untuk posisi wakil bupati masih kosong hingga saat ini.
Nama Jepara dalam catatan sejarah memiliki beberapa makna. Nama Jepara menurut C Lekkerkerker berasal dari kata Ujungpara yang kemudian berubah menjadi kata Ujung Mara, Jumpara, dan akhirnya menjadi Jepara atau Japara. Kata tersebut memiliki makna pemukiman para pedagang yang berniaga ke berbagai daerah.
Sementara itu, sejarawan De Graaf menjelaskan bahwa “Jepara”, “Jung Mara”, atau “Ujung Mara” kemungkinan merupakan nama tempat yang lebih tua, yang disebutkan dalam cerita-cerita tutur Jawa dan dalam buku-buku cerita mengenai kisah sejarah legendaris kota pelabuhan itu. Dugaan ini tampaknya sesuai dengan sumber tradisional Jawa yaitu Serat Pustaka Raja Purwara, yang menyebutkan bahwa daerah Jepara dan Juwana merupakan daerah kekuasaan Sandang Garba, rajanya para pedagang (koning der koopleiden).
Dalam laman resmi Kabupaten Jepara disebutkan, Jepara mulai dikenal pada abad ke-8 Masehi dengan berdirinya Kerajaan Kalingga yang diperintah oleh Ratu Shima. Keyakinan ini didasarkan pada penemuan benda-benda perhiasan cap Kerajaan Ratu Shima di Desa Drojo, Kabupaten Jepara.
Sementara itu, menurut seorang penulis Portugis, Tomè Pires, dalam Suma Oriental, Jepara baru dikenal pada abad ke-15 (1470). Ketika itu, Jepara merupakan pelabuhan perdagangan kecil yang dihuni oleh sekitar 90 sampai 100 orang dan dipimpin oleh Aryo Timur serta berada di bawah pemerintahan Demak.
Aryo Timur berhasil mengembangkan kota pantai yang dikelilingi oleh benteng kayu dan bambu itu menjadi bandar yang cukup besar. Kondisi fisik pelabuhan Jepara menurut ukuran waktu itu sangat baik, sehingga setiap pelaut dan pedagang yang datang ke Jawa atau akan melanjutkan perjalanan menuju Maluku selalu singgah di pelabuhan Jepara.
Aryo Timur kemudian digantikan oleh putranya bernama Pati Unus (1507-1521). Pati Unus mencoba untuk membangun Jepara menjadi kota niaga. Pati Unus yang dikenal pula dengan julukan Pangeran Sabrang Lor ini sangat gigih melawan Portugis di Malaka yang menguasai rantai perdagangan di kepulauan.
Pada tahun 1512, Pati Unus berangkat dengan armadanya dari 100 kapal berisikan 12.000 prajurit berusaha mengusir Portugis dari Semenanjung Malaka. Meski peperangan ini membawa kekalahan baginya, namun tidak mengurangi kebesaran dan kepahlawanan Pati Unus.
Setelah Pati Unus wafat, ia digantikan oleh ipar Faletehan, yakni Fatahillah yang berkuasa pada 1521-1536. Kemudian pada tahun 1536 oleh Sultan Trenggono sebagai penguasa Demak, Jepara diserahkan kepada anak dan menantunya, yaitu Retno Kencono dan Sultan Hadirin.
Sultan Trenggono tewas dalam Ekspedisi Militer di Panarukan Jawa Timur pada tahun 1546. Sepeninggalnya, tepatnya tahun 1549, muncul perebutan Kerajaan Demak hingga menewaskan Sultan Hadlirin di tangan Aryo Penangsang.
Kematian itu membuat Retno Kencono sangat berduka dan meninggalkan kehidupan istana untuk bertapa di bukit Danaraja. Baru setelah terbunuhnya Aryo Penangsang oleh Sutawijaya, Retno Kencono bersedia turun dari pertapaan dan dilantik menjadi penguasa Jepara bergelar Nimas Ratu Kalinyamat.
Di bawah kepemimpinan Ratu Kalinyamat (1549-1579), Jepara tumbuh sebagai bandar niaga utama di Pulau Jawa, yang melayani ekspor impor. Di samping itu, juga menjadi Pangkalan Angkatan Laut yang telah dirintis sejak masa Kerajaan Demak.
Ratu Kalinyamat juga dikenal gigih dalam melawan penjajah. Pada tahun 1550 dan 1570, Ratu Kalinyamat bekerja sama dengan Aceh, mencoba mengusir Portugis dari semenanjung Malaka, kendati mengalami kekalahan.
Makam Ratu Kalinyamat
Pada permulaan abad ke-17, pelabuhan Jepara menjadi tempat mendarat orang-orang asing bila akan menghadap ke Mataram. Di tempat ini pula, duta-duta Staten Generaal yakni Gaspar van Zurck, dan Balthazar van Eyndhoven mendarat sebelum menghadap Panembahan Senapati. Dari Panembahan Senapati, pihak Belanda mendapat janji untuk mendirikan sebuah establisemen di Jepara dan akan mendapatkan pasokan beras. Namun demikian, keinginan itu tidak terwujud dan Belanda hanya boleh mendirikan sebuah rumah kecil di Jepara.
Karena Jepara merupakan gudang beras untuk mengumpani pegawai dan serdadu Kompeni, maka organisasi pembelian serta alat-alatnya harus kuat. Itulah sebabnya pada tahun 1617, Gubernur Jenderal Reaal mendarat di Jepara dan memerintahkan pendirian gedung serta gudang dari batu, tanpa seizin Panembahan Senapati. Untuk memikat hati penduduk, mereka dibolehkan berlayar di pelabuhan dan lautnya sendiri untuk melakukan perdagangan dengan Maluku. Alih-alih menggubrisnya, penduduk yang patriotik ini justru menolak sama sekali untuk menjual berasnya kepada Belanda.
Memasuki tahun 1651, Belanda mendirikan loji dan perbentengan untuk keperluan perbekalannya. Akhirnya Mataram pun mengambil tindakan dengan menutup akses pelabuhan Jepara.
Pada saat pemberontakan Trunojoyo terjadi, Jepara menjadi tujuan perginya Cornelis Speelman yang dijuluki penakluk Makassar. Dari sini pula, ia mengutus pihak-pihak pribumi untuk menandatangani perjanjian perdamaian, yang tentunya menguntungkan Belanda. Namun, Trunojoyo menolak gagasan berdamai dengan Mataram -yang pada saat itu disokong oleh Belanda.
Sejak itulah, Jepara mulai menghadapi masa suram. Setelah Raja Mataram meninggal, sang Putra Mahkota pergi ke Jepara untuk menandatangani perjanjian dengan Speelman. Perjanjian tersebut memutuskan bahwa raja harus membayar kembali biaya yang dikeluarkan untuk memusnahkan Trunojoyo dan menjadikan Kota Semarang sebagai jaminannya.
Setelah penandatanganan tersebut (1677), kesibukan di Jepara seakan terhenti, sebab pusat perdagangannya telah dipindahkan ke Semarang oleh Belanda. Tetapi, Belanda tetap mengukuhi perbentengannya di Jepara untuk memblokade laut Jawa agar perdagangan pribumi lumpuh dan jatuh ke tangan Belanda.
Di masa perang Surapati, perbentengan Jepara lebih diperkuat dan hanya tersisa kekuasaan militer Belanda saja. Kemudian di tahun 1719, dalam rangkaian perang suksesi, Arya Mataram menyerah kepada Belanda bersama pasukannya. Di Jepara pula, ia bersama enam putra dan dua menantunya dicekik mati. Dengan demikian, sejarah kegemilangan Jepara kian lama kian surut dan pudar.
Pada masa peperangan Tionghoa dan Madura (1741-1745), Jepara seluruhnya jatuh dalam kekuasaan penjajah sebagai bayaran perang. Kemasyhuran kerajinan tangan serta kesenian rakyat mulai surut dan hampir padam akibat banyaknya peperangan.
Setelah Indonesia merdeka, Kabupaten Jepara ditetapkan sebagai daerah otonom yang berhak mengatur dan mengurus rumah tangganja sendiri berdasarkan UU 13/1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Djawa Tengah, Kabupaten Jepara dibentuk pada tanggal 8 Agustus 1950.
Kabupaten Jepara terletak di bagian utara provinsi Jawa Tengah. Itu berbatasan dengan Laut Jawa di utara dan barat, Kabupaten Pati dan Kudus di timur, dan Kabupaten Demak di selatan. Wilayah Kabupaten Jepara juga terdiri dari kepulauan Karimunjawa yang terletak di Laut Jawa.
Jemput Penumpang Bandara Ahmad Yani Semarang Ke Jepara Jawa Tengah . ~ Kami Qurnia Tour & Travel Melayani Jasa Jemput Penumpang dari Bandara Ahmad Yani Semarang Ke Jepara dan Kecamatannya meliputi: Bangsri, Batealit, Donorojo, Jepara, Kalinyamatan, Karimunjawa, Kedung, Keling, Kembang, Mayong, Mlonggo, Nalumsari, Pakis, Aji, Pecangaan, Tahunan, Welahan. dengan layanan Professional driver yang ramah dan supel,menempuh perjalanan dengan waktu yang cepat dan pasti aman sampai tujuan, selamat tanpa ada kekurangan dan kendala apa pun.
Qurnia Tour dan Travel adalah jasa yang kami sediakan untuk keperluan bepergian/kepulangan dengan kendaraan jumlah penumpang banyak maupun perorangan/keluarga. Jasa tour yang kami sediakan untuk anda yaitu Jemput Penumpang Bandara Ahmad Yani Semarang Ke Jepara. Nah, untuk jasa itu sendiri biasanya meluputi kebutuhan pribadi, seperti : mudik, kepulangan tour, pulang kampung atau acara kebutuhan personal lainnya. Tidak hanya itu, biasanya jasa kami sering di gunakan untuk kebutuhan carter (rombongan) seperti: kepulangan haji, kepulangan umroh, jemput dari acara tour lintas pulau, rombongan pekerja proyek sipil dan kepulangan acara carter lainnya.
Qurnia Tour dan Travel Jasa Jemput Penumpang Baik Personal Maupun Carter Dari Bandara Ahmad Yani Semarang Menuju ke Jepara Jawa Tengah
Kendaraan yang kami sewakan untuk anda wilayah Jepara, tentunya sudah memiliki kualitas dan keamanan yang kami siapkan dengan matang dan maksimal sebelum kendaraan meluncur. karena kenyamanan dan keselamatan perjalanan adalah nilai terpenting yang kami utamakan untuk penumpang yang menggunakan jasa dari kami.
Untuk sewa jasa kendaraan itu sendiri kami memiliki beberapa jenis armada meliputi:
Kami juga melayani dropping sesuai request yang diinginkan penumpang, misal seperti:
Kendaraan untuk penumpang jumlah kecil atau penumpang jumlah banyak serta pelayanan dropping sudah kami sediakan untuk anda. Silahkan anda bisa sewa dan request sesuka hati sesuai kebutuhan dan keinginan kendaraan yang akan anda gunakan dengan jasa kami.